PUT THE GARBAGE IN THE RIGHT PLACE

saya tidak menyalahkan bagi siapapun yang mau bilang ini sampah, karena beginilah adanya. yang terpenting saya buang sampah pada tempatnya :)

Kenapa orang stres lebih memilih lagu metal.
-Mungkin, karena ia merasa memiliki persamaan dengannya

Kenapa orang yang sedang jatuh cinta lebih memilih lagu cinta.
-Mungkin, ia membayangkan dirinyalah yang sedang menyatakan cinta

Kenapa orang yang lagi sedih lebih memilih lagu melow.
-Mungkin, ia menganggap lagu tersebut yang paling mengerti dia, atau
-dengan lagunya, ia tidak merasa sendiri dalam sendunya

Kenapa orang yang lagi bahagia lebih milih lagu ceria.
-Mungkin, karena ia tidak ingin bahagia sendiri


[ Read More ]

Sudah ada yang mencoba menjawab pertanyaan di postingan '8 Menit'
Ada yang memilih untuk cari jodoh *colek Yahya :p
Tapi ada juga yang inspiratif,
Applause dong buat Ricky Firnadhi, hahahaha :D
Cool. Dan tantangannya yang bermula dari tulisanku harus berbalik lagi padaku :'(

Inilah jawaban dari andai-andai 8 Menit versi saya :

Aku akan segera menuju atap gedung tertinggi di kota ini dalam waktu 2 menit.

Kemudian 30 detik berikutnya akan kubiarkan diriku dihempas angin semilir dari ketinggian itu. Kubiarkan mataku menikmati kemegahan geografi tanpa berkedip. Kubiarkan diriku merasa sangat kecil di antara gedung-gedung, rumah-rumah, serta luasnya daratan dan langit yang bertemu pada satu titik yaitu cakrawala. Kubiarkan diriku merasa sendiri tapi bukan kesepian melainkan kedamaian.

Selanjutnya, akan kuhabiskan 4 menit 30 detik berikutnya untuk menulis surat singkat dalam buku diaryku. Surat singkat itu aku tujukan untuk keluarga, kerabat-kerabat terdekat, teman dan sahabat, serta semua orang yang paling berpengaruh dalam lingkar kehidupanku. Isinya merupakan pernyataan maaf, rindu, cinta, kenangan, dan terimakasih. Suatu perkataan yang tak pernah terucap.

Terakhir, kubiarkan diriku rebah menatap langit sembari berdzikir, pada 1 menit terakhir. Dan berharap, jika 1 menit terakhir itu adalah siang hari, maka langit yang disajikan merupakan langit paling biru dan cerah. Tidak panas namun sejuk. Dan jika 1 menit itu adalah malam hari, aku berharap itu adalah langit dengan taburan bintang paling meriah. Tidak lupa aku mengirim SMS kepada salah satu keluarga dan salah satu sahabat, untuk menjemputku di atap gedung X. Sehingga mereka dapat menemukan diaryku beserta surat singkatnya dan jasadku.

---------------------------------------------------------------------------------

Hidup yang terbatas dengan segudang mimpi yang tak pernah habis.
Ingin rasanya dalam 8 menit saya sudah katam keliling dunia.
Atau berharap dalam 8 menit saya sudah jadi profesor.
Atau paling tidak dalam 8 menit saya sudah punya rumah dengan kolam renang hasil jerih payah sendiri.

Tapi saya berangan-angan dengan 8 menit yang lain.
Dan saya memilih menghabiskan 8 menit ini untuk mengenang dan berterimakasih kepada orang-orang hebat di sekitar saya.
Orang-orang yang membuat geometri hidup saya menjadi beragam.
Orang-orang yang membuat saya belajar mengenai segala macam rasa hidup.
Orang-orang yang membuat 1 jam seolah hanya 1 menit buatku.
Orang-orang yang membuat saya untuk tidak loncat dari gedung ataupun menenggak racun tikus.
Orang-orang yang membuat saya berdoa agar mendapatkan 8 menit yang lain. Lagi, lagi, dan lagi.


Begitulah, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang membuat saya masih berani bermimpi dan menatap pagi yang setiap hari menjemput :)
Mungkin, hanya 8 menit.

-dan saya mohon maaf kalo kalo postingan ini terdengar absurd. beginilah saya beserta tulisannya. semoga bermanfaat :)
[ Read More ]


Tanyalah arti Satu Tahun pada siswa yang tidak naik kelas
Tanyalah arti Satu Bulan pada ibu yang melahirkan bayi premature
Tanyalah arti Satu Minggu pada editor surat kabar mingguan
Tanyalah arti Satu Hari pada buruh harian yang memiliki istri dan 6 orang anak yang menunggu diberi makan
Tanyalah arti Satu Jam pada pelajar yang sedang mengerjakan ujian
Tanyalah arti Satu Menit pada seseorang yang ketinggalan kereta
Tanyalah arti Satu Detik  pada seseorang yang selamat dari kecelakaan
Tanyalah arti Satu Milidetik pada seseorang yang memenangkan medali olimpiade

- petuah dari bapak pembimbing pimnas :)

Menurut saya, Waktu adalah misteri setelah Hidup, Cinta, Kematian, Segitiga Bermuda, dan Tata Surya.

Satu detik yang lalu, yaitu ketika saya menulis kata sebelum kata ini, merupakan masa lalu saya.
Dan jujur, apabila satuan detik adalah satuan Rupiah, maka berapakah harga satu detik milik saya yang lalu?
Bagi saya, satu detik yang lalu tidak cukup berarti karena beberapa menit akan lebih berarti untuk menamatkan tulisan ini. Tapi ternyata beberapa menit tersebut membutuhkan satu detik yang lalu tersebut. Jadi sesungguhnya berapakah nilai satu detik saya yang lalu?
By the way, saya mulai pening mikirin satu detik yang lalu. Satu detik yang berusaha saya tangkap dan hentikan tapi tetap saja, dia memilih untuk berlalu. Saya bisa aja bawa pulang 20 film, motret 20 foto, merekam 20 wawancara, tapi saya belum punya ide bagaimana membungkus 20 detik. Kebetulan 20 detik itu sangat berarti bagi saya, yaitu ketika saya berpapasan dengan seseorang, bertegur sapa dan sedikit berbasa basi. Kemudian kami saling tersenyum daaaan.....berlalu. Dan bagi saya, membungkus 20 detik tersebut ternyata bisa menjadi amunisi semangat untuk hidup satu minggu ke depan. Namun, begitulah Waktu. Tidak membiarkan dirinya dibungkus, tapi selalu menawarkan kejutan yang lain.

Ngomongin Waktu, bagi saya quote ini cukup inspiratif :

“Hiduplah seolah-olah kamu akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kamu hidup selamanya”.

Jika saya tau akan mati esok, maka saya masih punya 24 jam atau 1440 menit atau 86400 detik untuk beberapa hal :
- bayar utang
- naik sepeda muterin UGM (aja)
- bercengkerama dengan para sahabat
- bercengkerama dengan keluarga
- memeluk mereka, keluarga, sahabat
- meminta samudra maaf
- tertawa dan tersenyum
- dsb

Tapi, saya masih belum punya ide, tentang bagaimana jika saya baru tau ternyata hanya tersisa 8 menit paling berharga untuk hidup?
- efek nonton Source Code
.
.
.
.
.
.
.
.

[ Read More ]