PUT THE GARBAGE IN THE RIGHT PLACE

saya tidak menyalahkan bagi siapapun yang mau bilang ini sampah, karena beginilah adanya. yang terpenting saya buang sampah pada tempatnya :)

Sering kalik ya, ngerasain momen momen yang bisa dibilang 'stuck!'
'lack of motivation'
'nggerus to the max'
Mau jawab jujur? Yap, saya begitu.
Kadang bingung ngobatinnya pake apa.
Yang jelas saya gabisa dateng ke dokter dan complain dengan seenaknya minta obat penggugah semangat.
Saya tau yang bisa menyembuhkan adalah diri saya sendiri dan berdoa :)
Dan di tengah 'kelelahan' ini, saya sempatkan membuka album lama lapuk.
Walhasil, saya senyum-senyum sendiri.
Ada perasaan lain yang bergelayut di sanubari.
"Ini lho, waktu aku kecil. Gapunya masalah, iyalah, kayaknya gapernah pake otak juga. Taunya semua beres, ah, menyenangkan sekali."
Ngeliat jaman dulu kita masih bareng-bareng. Si kakak yang sayang banget sama aku (sebelum akhirnya lahirlah si adik kampret).
Jadi inget dulu pengen ngemusnahin si adek tapi gajadi :ketawasetan:
Hehehe, di sinilah. Momen aku punya alasan untuk terus maju.
Dengan melihat ke belakang,
dan tentunya mencoba menembus masa depan yang misterius.
Nggak tau kenapa.
Cuma dengan gambar gambar ini,
kekuatan itu datang lagi.
Semuanya udah berjuang, walaupun mereka mungkin nggak sadar.
Karena mereka lah aku di sini sekarang.
Menghadap monitor dan berusaha menahan air mata,
dan sesekali tersenyum.
Aku pernah berdoa : 'Terimakasih, ya Allah atas keluarga yang Kau berikan kepada hamba. Hamba tak tau apa jadinya tanpa mereka atau salah satunya. Sekali lagi terimakasih'
Sampai akhirnya Kau mengambil salah satunya..
Dan hamba ternyata masih mampu menatap dunia ini.
Mungkin karena mukjizat yang Kau berikan bukan hanya terletak pada keluarga,
tapi karena anugerah-Mu yang kami sebut dengan 'teman'
atau
'sahabat'
Dan sekarang izinkan saya mengucap syukur lagi...
'Terimakasih, ya Allah. Karena Kau menghindarkan hamba dari tindakan-tindakan bodoh. Atas kebaikan-Mu mengirimkan malaikat yang kusebut teman. Hamba tidak tau apakah ia atau mereka akan tetap di samping saya. Tapi, hamba ucapkan syukur karena Kau izinkan hamba merasakan kehadiran mereka, dan tersenyum. Karena mereka lah, hamba bertahan'
Thanks to you :)

Yap, izinkan saya sedikit agak lumayan pamer foto masa kecil saya yah..
Maaf ya, kalo dulu saya imut-imut nggemesin minta dicubit.
Ya gimana lagi, resiko jadi anak-anak :D
Urut dari kiri : Abang, Mama, Adek kampret, Papa, Saia

Sayang Abaaaanggg >.<

Pas belom ada si adek kampret :YES:

Pas udah ada adek kampret. Tu kan berisik =.=

Aih aih, ini si abang yang sayang abis ama kami berdua :3

Formasi Bahagia

Sama emak dan abang di Madame Tussauds, Latar Beatles.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dan ini saya yang ternyata waktu balita ganjen abbbeeeessssssss xD

Yap, nostalgia
Kadang pahit kadang manis...
Daripada mikir yang engga engga,
mending diinget manisnya aja. Ya, tidak?
Yang pahit?
Itu adalah mozaik yang melengkapi hidupmu menjadi sempurna.
Manis yang sedikit akan terasa manis karena pernah merasakan pahit bukan?
Tapi bukankah pahit itu terjadi karena ketiadaan gula?

Yap, gula kuncinya.
Sekian
[ Read More ]

Belakangan jadi inget terus ama quote dari sebuah novel yang baru-baru ini kubaca.

Seorang kakek yang memberi petuah kepada cucunya...
"Kamu tau nak, kapan kamu menjadi orang yang paling berarti? Ketika seseorang sangat mengharapkanmu." - dikutip dari novel Mengikuti Perjalanan Opa Mora

Tapi aku punya petuah sendiri nanggepin nasehat si kakek.
"Kamu tau nak, siapakah orang yang paling menyedihkan? Dia adalah orang yang tidak mampu mewujudkan harapan dari seseorang yang mengharapkannya." - dhyanadhy, 2011
[ Read More ]

hey my bin :)


long time no post,
sori ya mengabaikanmu sejenak,
dan maaf lho sekarang sekalinya aku dateng bawa sampah setumpuk =.=
yaaaa mau gimana lagi...
udah 2 minggu kali yaa, seharusnya 2 minggu liburan (baca: 2 weeks off) dimana saya punya hak ngendon di kamar baca buku sambil ngemil diem-diem.
tapi ya tapi, saya kepaksa ngerasain kayak Bapak saya 5 hari kerja ke kampus teruuuuus :ngelapkeringet:
makanya, setiap minggu saya selalu nunggu hari Sabtu dan Minggu. Dan besok adalah sabtu, berarti besok saya bisa ngendon di kamar baca buku 'Marmut Merah Jambu' sambil ngemil diem-diem x)

yap, dua minggu yang......tidak bisa dikatakan memorable karena kebanyakan ingin segera kulupakan.
dimulai dari pagi berangkat dari rumah. Biasanya kebingungan dulu nyari kunci rumah,kaos kaki sama slayer. Sampai jalan langsung ngebut karena kebiasaan ngaret janjian sama orang. Masuk kawasan teknik UGM biasanya langsung nyelonong ke jalur KIK (padahal gatau bawa KIK apa nggak). Masuk parkiran JTMI dengan manis, naik tangga menuju Lab QRE, nyalain laptop, terus.................dari sini sering lupa. Biasanya dari sini aku............ngapain ya?
Yang jelas biasanya dari sini mulai mobile ga tentu. Di sini kepala mulai penuh, dahi mulau mengeryit, ditambah parah lagi waktu awal-awal flu dan pilek. Rasanya kepala berat, mata perih, males ngomong. Ditambah lagi satu dua orang yang kadang bikin sensi. Kalau aja CPU bukan barang mahal mungkin udah kulempar ke tu orang. Hm, okelah nggak CPU juga kali, minimal make keyboard-nya deh.

Tapi saya senang.
Banyak pengalaman yang mungkin ga bakal aku dapet tanpa 2 minggu yang gila ini :)
Selalu ada hikmahnya ^_^

Hari berganti hari, semakin mantap menjalani hari (asik.red). Apa yang mau dikerjakan besok udah direncanain dulu, dicatet di notes sama di kepala. Rencananya Kamis kemarin mau ini, itu, ke sana, ke sini, end. Jumat entar tinggal ngurusin ini itu dan selesaaaaaaaaiiii (kembangapi17an.red).
Eits, no no no. Ternyata ga semudah itu. Kemarin adalah hari Kamis, bangun pagi seperti biasa. Ngumpulin nyawa dulu di depan laptop. Liat TL di twitter...............
"Ini anak 2010 kok ngomongin portal ya. Kayaknya udah bisa login deh. Kayaknya dia lagi ngisi KRS. Kayaknya KRS dah bisa deh. Ah, tapi kan KRS-an masih besok, tanggal 12. Sekarang baru juga tanggal 11. Hoaks deh." --> suarahati
Ngolet, berangkat mandi. :lalallallallallalaala:
*Sadar* KRS?
Mandi kelar, cek TL lagi.
Lho kok dah pada dapet kelas.
Lho kok si ini hari selasa bisa libur.
Lho kok pada bisa bikin jadwal.
Lho,lho,lho ('.')
Dah pada dapet kelas. Tangan dingin, langsung sms mbak ning dan erlita. Ternyata pada gatau juga :tepokjidat: Langsung onlen. Langsung ga peduli rencana yang udah dicatet di notes maupun di kepala. Rencana berantakan. Ga cuma itu, hari ini udah nawaitu mau nongkrong depan laptop abis sahur biar kebagian kelas. Tapi kepikiran, tiduran bentar kayaknya enak deh, set weker jam 6 pagi. Tapi alamak malah bangun di weker jam 7.30. Langsung jumpalitan nyalain laptop ma speedy. Reeennnggg, 45(45). Scroll ke bawah sama, idem. Gatot. Kuota penuh :pengennangis:
Sempet nyesel setengah idup tapi yauda gapapa.
Dan ga mungkin buatku nongkrongin portal pencet F5 tiap 2 detik sekali sampe maghrib,
Jadi, pengen bilang makasih banget buat Mbak Ning dan Erlita yang udah megangin KRS-ku...
Udah lengkaaaapp :terharu:

Tapii, punya erlita kurang satu makul, jeng jeng --> Incomplete Mission #1
Target kerjaanku gajadi kelar hari ini --> Incomplete Mission #2
Ga jadi buber sama geng --> Incomplete Mission #3
Ga jadi ngasih kado ke Papa --> Incomplete Mission #4
Ga jadi nampar orang --> Incomplete Mission #5

Huft, procrastinator. Walaupun sebenernya udah maksimal kok :(
Hari ini, hari Jumat.
Bukan Jumat yang seperti biasanya.
Jumat yang lebih menegangkan daripada biasanya,
lebih panas,
lebih menegangkan,
lebih rame,
lebih diplomatis,
lebih sensitif,
lebih kompetitif,
lebih memusingkan,
dan mungkin suatu saat nanti inilah momen yang paling dikenang.

Ngeliat orang ribut di status updates twitter maupun facebook,
ada yang marah marah,
ada yang ribet,
ada yang santai (masih ada taun depan),
ada yang ngalah,
ada yang perang,
ada yang tinggal leha leha,
ada yang masih setia mencetin F5,
dan ada ada aja yang lain.

Baru update lagi ketika jam kerja kantor hampir habis,
dan suasana masih yaa begitu deh.
Sekali lagi makasih ah buat Erlita sama Mbak Ning x)

Suasana panas gini, jadi inget kejadian kemarin.
Appointment yang harusnya dikerjain jam 10 akhirnya baru berangkat jam 2 =.=
Ada 3 tempat yang harus aku kunjungi, salah satunya kawasan Casa Grande.
Lagi tenang-tenangnya ngadem di salah satu kav, tiba-tiba ada ricuh di luar.
Sampe sekarang aku gatau itu ada apa. Tapi sepenglihatanku waktu itu, ada satu lelaki umur 25-30an. Rambut agak plontos. Diduga maling. Langsung dikerubutin sama orang-orang sekitar. Si tersangka mengelak, berontak. Tapi orang-orang gamau denger. Si tersangka dikucek-kucek kayak baju, ditarik sana-sini gara2 ga nurut, sampe si tersangka ngesot kebaring di konblok teriak-teriak minta tolong, eh masih dikerubutin. Sekilas keliatan celananya mau dilepas. Astaghfirullah.
Akhirnya si tersangka berhasil diangkut naik sebuah mobil.
Ga ngerti itu mobil mau kemana. Entah mau dibawa ke kantor polisi atau kemana... Ga ada yang tau kaaan...
Ga ngerti yang salah siapa, siapa yang maling atau siapa yang cuma nuduh. Gatau asli gatau. Tapi miris ini ati ngeliatnya. Semoga semuanya baik-baik aja...

Bulan puasa tinggal 2 minggu lagi
Semangat untuk 2 minggu mendatang
2 minggu untuk dunia akhirat

thanks my bin :)
[ Read More ]

 MENGADU EKSOTISME MARITIM, SAMALONA


Samalona
Inilah puncak dari perjalanan kami. Seharusnya Losari yang menjadi klimaks dari semuanya, tapi apa mau dikata, kami menganulirnya menjadi Samalona. Kok bisa nemu Samalona? Well, sebenernya kami sedang mbolang di hari sebelum hari wisata buat UGM. Mbolang ini sih dalam rangka mengisi waktu sebelum menyaksikan pengumuman kejuaraan PIMNAS yang akan diselenggarakan pada malam harinya. Nah, kami memilih rute untuk berangkat ke Benteng Rotterdam dan Losari. Kami mulai dengan naik pete-pete dan dilanjutkan dengan naik becak. Aih lucu kali dah becak ala Makassar :)
Then, kami turun di depan Rotterdam lalu menikmati spot bersejarah ini. Kemudian kami bermaksud menuju Losari. Namun, kami melihat satu jalan yang menuju perairan lepas. Iseng-iseng berhadiah, kami mampir dan bertemu dengan bapak supir perahu (apa ya namanya?). Beliau menawarkan untuk mengantar kami menuju Pulau Kayangan dan Samalona. Untuk hari pertama ini karena sudah sore kami hanya dilayani sampai Pulau Kayangan. Kalau mau ke Samalona bisa naik perahu motor tersebut dengan biaya Rp300.000,00 dan dengan kapasitas muatan maksimal 8 orang. Di Samalona ini juga disediakan fasilitas Snorkeling. Karena iming-iming yang menarik inilah, kami merencanakan untuk kabur ke Samalona setelah berhaha hihi di Trans Studio Makassar keesokan hari.

Well, meskipun begitu sempat terjadi insiden sebelum kami berlayar dengan perahu motor di hari pertama ini. Saat hendak menarik jangkar, sepertinya Pak Nahkoda ini kewalahan sehingga bukannya jangkar yang berhasil ditarik, namun malang oh malang malah beliau yang harus kecebur, brruuuuurrrr. Huft, baju basah deh =.=
Kasian si Bapak. Daripada masuk angin, bapak mengusulkan kepada kami untuk singgah sebentar di Pulau Lay Lay, tempat tinggal beliau. Yah sekalian beliau ganti baju dulu :)
Well, kami sih manud manud aja dech. Daan emang ga nyesel, karena baru kali ini liat pulau macam ini. Dimana pepohonan berjejer memanjang di salah satu sisi pulau, semacam jalan setapak, namun kalo yang ini langsung berbatasan dengan pantai. Kayak di film-film gitu deh :B
Fotonya bisa diakses di blog ini dengan judul post "Mozaik Makasar #1"

Dan inilah foto-foto yang secara random diupload,
sebagai saksi dari perjalanan kami,
yang menyenangkan dan sweet memorable :)

Hendak Berangkat ke Samalona
View Pulau Kayangan

Damar - Dhy - Mbak Nisa

Siap Snorkeling
Siput Laut

Anak Pantai, Anak Samalona


Perairan Pulau Lay-Lay

Here I Am, at Samalona

Here I Am, at Samalona [2]

Corner of Samalona

Ridwan - Yoanna - Mbak Entik - Dhy

Corner of Samalona [2]

Foto Bersama Anak Setempat

Detik-Detik Sunset



Sunset

Ngga terasa, kebahagiaan kami di Samalona harus diakhiri melihat jarum jam telah menunjukkan pukul 6. Kami bersiap untuk pulang ke seberang pulau dimana kami dijemput. Berat deh rasanya, perasaan melankolis langsung menyergap di benak kami (halah.red). Kami pun bergegas untuk naik perahu lagi dan lepas landas. Lucunya, si anak-anak pantai Samalona berlarian dan dengan kompak meneriakkan kata-kata perpisahan "Dadaaah Jogjaaa" diiringi dengan lambaiannya yang serempak. So, kami membalasnya dengan "Dadaaaah Samalonaaaaaah" dengan lambaian yang ga kalah aduhainya. Kalo diinget-inget, momen-momen seperti itu berasa kayak nonton film pake efek slow motion, mengharukaan :')


Farewell Session
Perjalanan menuju Samalona bukanlah perkara yang mudah. Hanya dengan modal perahu motor kecil, kami digempur dengan ombak yang liar. Pasrah, terombang ambing di perairan Makassar. Senam jantung, bayangan ngeri, karena sangat mungkin perahu ini terbalik seketika. Belum lagi, gempuran ombak yang asoy membuat kami basah kuyup sebelum sampai pulau tujuan. Bbbrrr. Sampai seorang teman berkata, " Tau ombak kayak gini, pikir pikir dulu deh mau berangkat ". Dan pulau itu terasa sangaaaat jauh. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 45 menit. Sesampainya di sana, semua kegalauan selama perjalanan hilang. Tergantikan dengan eksotisme, virginity, dan pasir putih Samalona. Dan favorit saya adalah, kebebasan mata memandang sejauh apapun samudra yang hanya dibatasi oleh cakrawala. Bersyukur, bahwa dunia ga hanya selebar kampus (ups.red). Semua terbayar, lunas.



And yeah, it's time to say goodbye,
or may the 'see you later' words be the better regards.



Bye Makassar,
Bye Samalona,
We dream to see you again :)
[ Read More ]